Thursday, April 14, 2011

Beratnya Tugas Guru Piket

Tugas menjadi guru piket ternyata amatlah berat, dan terkadang dapat memancing
emosi. Hal ini sangat dirasakan oleh Salah seorang guru yang kebetulan piket hari senin (4/4) yaitu Netti Wariyah atau lebih dikenal Bu Netti.
Selain harus menggkoordinir siswa supaya tetap diam di kelas masing-masing, juga harus bisa mengingatkan guru yang lain supaya segera masuk ke kelasnya.
Pada kesempatan ini kami mencoba mengamati bagai-mana melaksanakan tugasnya yang kebetulan saat ini bu Netti memanggil 3 orang siswa dari kelas 9.b yaitu berinisial SD, SM dan ML karena dilaporkan ribut. Berikut kutipannya:
“Seharusnye, kalo guru kosong, cobalah untuk kreatif seperti bahas soal, SD ikak Kok sekarang baru keliatan nakal, kalo SM memang dari kelas satu sudah kelihatan nakal. Kita harus berprinsip, apa yang sudah kita peroleh sekarang, terutama dari kelas satu, jadi kita datang ke sekolah tidak sia-sia” Jelas bu Netti.
Ketika dimarahi, SD sempat protes “Ai buk, dikit-dikit ku. Kan si AG yang galak nyanyi-nyanyi dan gendang-gendang”
“C-g ribut pulek bu” Timpal SM.
“Ya sudah, panggil C-g”.
SDpun keluar memanggil C-g.
Lalu C-g Masuk dan bu Netti langsung bertanya “Pelajaran ape kitek arai ikak?”
“MTK bu, ibunye dak datang”
“Seharusnye sebagai Ketue kelas kau harus kreatif, seperti minta tugas dari guru lain atau minjam buku ke perpustakaan”.
“La kusuruh diam bu, masih dak galak diam”C-g membela diri.
“La pasti dak galak ke diam, kalo katek gawe, justeru kau sebagai ketua kelas yang harus kreatif” Jawab Bu Netti kesal.
Tugas bu Netti khususnya hari ini memang super berat, karena satpam yang biasanya bertugas tidak masuk kerja.
Bu Netti bertanya “C-g, Ibu tau same bapak nga?”
“ao bu”
“Nah, kalo kamu nakal, kagek ibu mampir ke rumah ngenjuk tau orang tue mu. Kamu seharusnye malu juge ternyata diantare kamu yang dilaporke ribut ikak, rankingnye bawah galek-galek”.
“BALEEEEKK!” tiba-tiba terdengar suara dari luar.
“Nah kan... pikiran kalian ini dikit-dikit nak balek”. Gumam bu Netti.
Ketika dikonfirmasi bagaimana beratnya tugas guru piket, bu Netti hanya menjelaskan bahwa beban guru piket akan semakin ber-tambah berat kalo kelas banyak yang kosong.
Tak lama kemudian, bu Netti memanggil Bella Agustina dan memberikan tugas dari buku paket. “Siape idak buat tugas ini, kagek ibu hukum”.
Dan terakhir bu Netti hanya berpesan. “Jadi jangan diulang lagi, kalo kosong panggil guru dan minta tugas. Cobalah untuk berusaha meningkatkan peringkat kamu saat ini, kalo bisa dari peringkat 14 naik masuk ke sepuluh besar, lalu berusahalah untuk bersaing memperebutkan rangking 1”. My/
READ MORE - Beratnya Tugas Guru Piket

Jadikan Bersih Sebagai Jati Diri

Aksis

- Pada Upacara Bendera hari senin (4/4), Edy Mahyudin selaku Pembina Upacara mengingatkan mengenai budaya hidup bersih.
Dikatakannyan bahwa kebiasaan hidup bersih bisa dimulai dengan membiasakan membuang sampah pada tempatnya dimanapun dan kapanpun berada.
Upacara Bendera yang pada kesempatan hari ini diikuti oleh Kepala SMP N 7 Sekayu; H. Suyono, S.Pd.MM, Wakil Kesiswaan; Markus Sugiyanto, S.Pd, Netti Wariyah, S.Pd, dan Staf Tata Usaha; Lukman Hakim dimulai sesuai jadwal yang ditetapkan.
Mengenai Kebiasaan membuang sampah ini, Pembina Upacara menjelaskan bahwa pribadi yang sudah terbiasa membuang sampah pada tempatnya, akan merasa risih ketika memegang sampah seperti bungkus permen, jika di sekitarnya tidak ada kotak sampah. bahkan ia akan rela menyimpannya sementara di dalam sakunya sampai nanti ia bertemu dengan kotak sampah. Berbeda dengan pribadi yang tidak memiliki jiwa budaya hidup bersih; walaupun di depan batang hidungnya ada kotak sampah ia malah dengan santainya membuang bungkus permen yang ia pegang sembarangan.
Pada kesem-patan ini Pembina Upacara juga mengajak seluruh siswa untuk men-jaga kebersihan sekolah. bahkan ia menyindir bahwa “jika Budaya hi-dup bersih me-mang sudah di-miliki oleh seluruh siswa SMP N 7 Sekayu, maka kita tidak akan melihat satu sampahpun di sekitar sekolah kita”.
Edy Mahyudin juga menambahkan, Budaya Hidup bersih tidak hanya terbatas pada lingkungan sekolah, tapi harus juga kita terapkan pada diri pribadi, lingkungan rumah dan di manapun berada.
Apalagi bagi seorang muslim, bersih itu adalah sebagian daripada iman. Jadi kalau diri kita belum membudayakan hidup bersih, sama artinya bahwa iman yang kita miliki belum sempurna. Apalagi yang tidak kalah pentingnya ialah Budaya bersih berarti menuju Budaya Hidup Sehat.
READ MORE - Jadikan Bersih Sebagai Jati Diri